Senin, 17 Februari 2014

Gen baru pada kanker payudara ditemukan

Merdeka.com - Penelitian terbaru yang dilakukan di Finlandia menemukan
adanya jenis gen baru yang diduga kuat mampu meningkatkan risiko kanker payudara. 
Seperti yang dilansir dari My Health News Daily, gen bernama Abraxas ini diwariskan
kepada anggota keluarga dengan riwayat kanker payudara.
Gen BRCA pada Wanita Tingkatkan Risiko Kanker

Kini para ilmuwan telah menemukan 10 jenis gen yang mampu bermutasi dan
meningkatkan risiko kanker payudara. Sementara dua diantara sepuluh gen tersebut, BRCA1 dan BRCA2, masih menjadi gen utama yang sering ditemukan
dalam penderita kanker payudara.

BRCA1 dan BRCA2 adalah gen yang biasanya membantu mengontrol
pertumbuhan sel. Seseorang yang mewarisi gen mutasi BRCA1 dan atau BRCA2 ini
memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.

Pada beberapa kasus kanker payudara, gen BRCA1 dan BRCA2 ditemukan sekitar 20%
pada wanita yang memiliki riwayat kanker payudara. Hal ini berarti bahwa gen-gen lain juga berpengaruh untuk menurunkan penyakit tersebut.

Penelitian yang dilakukan di Finlandia ini telah dilaporkan dalam jurnal Science 
Translational Medicine dan akan tetap dikembangkan dengan penelitian yang lebih lanjut
di negara-negara lain.

Roger Greenberg, salah satu peneliti yang berasal dari University of Pennsylvania 
School of Medicine, menyatakan bahwa nantinya setiap wanita yang memiliki riwayat
keluarga kanker payudara harus diperiksa. Jika para wanita tersebut positif mewarisi gen Abraxas, maka sebaiknya mereka perlu waspada.

Mutasi gen Abraxas sebenarnya tampak tidak umum, karena gen tersebut ditemukan hanya
2,4% dari keluarga dengan riwayat kanker payudara. Namun uniknya, gen ini justru tidak ditemukan pada penderita kanker payudara itu sendiri.

Greenberg pun menemukan bahwa mutasi Abraxas pada 3 orang dari total 125 pasien yang memiliki riwayat kanker payudara. Gen tersebut diduga bermutasi dan berperan dalam risiko kanker payudara karena telah berinteraksi dengan BRCA1.

Gen Abraxas bermutasi dan mencegah sel-sel untuk memperbaiki DNA yang rusak.
Gen tersebut juga meningkatkan risiko sebuah sel berkembang menjadi kanker. Selain itu,
sama seperti BRCA1 dan BRCA2, Abraxas pun ditemukan pada wanita yang berusia
menjelang 40 tahun.

Pihak National Cancer Institute menegaskan bahwa para wanita dengan mutasi
gen BRCA1 dan BRCA2 memang memiliki risiko kanker payudara lima kali lipat lebih tinggi daripada mereka yang tidak. Jika Abraxas juga ada dalam jaringan sel wanita tersebut, maka risikonya pun akan semakin berlipat ganda.

"Mengidentifikasi mutasi akan mempermudah pasien untuk mengetahui risiko mereka
terserang kanker payudara," ungkap Dr. Kristin Byrne, kepala pemeriksaan payudara
di Lenox Hill Hospital, New York City, yang tidak termasuk dalam tim peneliti di Finlandia.

"Sayangnya Abraxas termasuk golongan gen yang susah dideteksi dengan mammogram, sehingga dokter sebaiknya menggunakan metode pemeriksaan lain seperti MRI," tutup Byrne.
[riz]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar